PENGARUH BUKU NON-FIKSI PERSONAL ‘CATATAN AKHIR
KULIAH’ TERHADAP KEHIDUPAN MAHASISWA TINGKAT AKHIR DI INDONESIA
SEBUAH ULASAN
Dibuat untuk mengikuti #quizCAK yang diselenggarakan oleh @maulasam
SEBUAH ULASAN
Dibuat untuk mengikuti #quizCAK yang diselenggarakan oleh @maulasam
BAB I
LATAR BELAKANG
Saat ini banyak sekali buku remaja yang terbit di
Indonesia, terutama novel romantis dan personal
literature. Personal literature umumnya menceritakan keseharian penulisnya
dalam tema tertentu (Google & Seingatnya, 2012). Contoh dari buku personal
ini adalah buku yang mengisahkan masa-masa kuliah terutama tingkat akhir dan
segala pernak-perniknya seperti skripsi, sidang, kerja, sampai pernikahan.
Namun, tidak semua buku personal kuliah itu
menyajikan konten yang mumpuni. Salah satu yang berkualitas adalah Catatan
Akhir Kuliah (CAK) karangan Sam Maulana. Di sisi lain, banyak pembaca buku CAK
yang bahkan belum lulus atau masih dalam perjuangan skripsi dan mereka sangat
butuh penyemangat (Inziati, 2014).
Ulasan ini bertujuan untuk mencari tahu pengaruh
antara buku CAK dengan kondisi mahasiswa tingkat akhir sebetulnya, dan untuk
memenangkan kuisnya.
BAB II
LANDASAN TEORI
LANDASAN TEORI
Buku Catatan Akhir Kuliah diterbitkan pada bulan
Januari tahun 2014. yang terdiri dari 238 halaman untuk edisi cetakan pertama.
Pengarang buku ini bernama Sam Maulana, dengan Starin Stani sebagai
penyunting. Penerbit buku ini adalah Bentang Belia yang merupakan lini penerbit
buku remaja dari Bentang Pustaka (Belia, 2014).
BAB III
METODE ULASAN
Ulasan ini menggunakan metode deskriptif
yang—sebisa mungkin—objektif (Katasendiri, 2011). Subjek dari ulasan ini adalah
buku CAK koleksi pribadi. Pengambilan data dilakukan dengan cara membaca
bukunya berhubung masih berstatus sebagai mahasiswa tingkat akhir seperti yang
disebutkan dalam Inziati (2013). Analisis dilakukan dengan mengomparasi hasil
data dengan literatur lain dan pendapat pribadi soal buku non-fiksi kehidupan
kampus (Ngarangaja, 2002).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Saya mendapatkan buku ini tepat ketika saya memulai menyusun skripsi di
awal semester lalu. Seperti takdir. Seolah buku ini mengatakan, ‘Hayoloh, mau
lulus cepet apa nggak, nih? Mending baca ini dulu biar kamu bisa cari tahu.’
Dan, saya membacanya.
Kita mulai dari sampulnya dulu. Kalau saya penyihir, saya akan mengubah
desain sampul ini menjadi orang dan memacarinya. Yes, I’m a sucker for pixel art. Dan blurb di sini juga memancing banget, juga teks SMS yang ada di
depan buku. Singkat kata, cum laude.
Yang kedua, konten. Saya jarang baca non-fiksi. Selain karena saya lebih
minat ke fiksi, saya juga lebih pemilih untuk buku selain novel. Harus runut,
harus satu tema, harus tidak menggurui. Guess
what, people? This book has it all.
Saya suka sekali dengan ‘kesatuan tema’
yang dibentuk di buku ini. Semua ilustrasi menggunakan style pixel art seperti game,
judul-judul unik yang saling berkaitan DAN RUNUT (saya perlu menekankan itu
karena di sinilah kekuatan buku ini), serta kalimat penyemangat anti-menggurui.
Saya apresiasi usaha pengarang dalam menyusun lelucon renyahnya yang
ditempatkan dengan TEPAT (ini juga kekuatannya) sehingga jauh dari kesan
rendah, slapstick, apalagi tidak
mencerminkan gelar sarjananya.
Kemudian gaya menulis. Meskipun tidak
dituliskan, saya tahu pengarang berasal dari IPB—dilihat dari cerita video
motivasi Kang Danang, ya kan? Emang nge-hits banget itu video—dan ini
memudahkan saya untuk mengerti beberapa bagian. Layaknya personal literature, gaya bahasa yang dipakai alumnus kampus hutan
ini ringan tapi menyegak seperti soda. Ada saatnya mahasiswa tingkat akhir yang
membacanya akan mendapat ‘aha moment’
atau sekadar, ‘eh iya ini bener banget.’ terutama di bagian cerita Pembimbing.
Oh, iya. Betul sekali. Bagi kalian yang masih unyu-unyu, coba dibaca dan
persiapkan, ya.
B.
Pembahasan
Saya merangkum semua bab saja—di buku
ini, ada setidaknya tiga jenis cerita: kehidupan kampus termasuk kosan, teman,
tugas, PKM, UKM, skripsi, sidang; cinta—saya harus pisahkan ini—dan yang
terakhir, motivasi. Di buku non-fiksi, menyertakan motivasi secara gamblang
adalah keharusan (Kalokataguesih, 2014). Jadi, saya nyaman-nyaman saja dengan
semua caption dan kata mutiara (yang
nggak kayak mutiara) itu. Untuk beberapa bagian di kehidupan kampusnya
terbayang nyata, hanya saja terhambat dengan beberapa istilah ‘orang dalam’,
apalagi di sini tidak diberitahu nama kampusnya. Saya sebetulnya ingin bagian
PKM-nya diperbanyak, karena siapa tahu bisa menginspirasi mahasiswa unyu lain.
Saya suka fakta kalau penulis adalah aktivis. Dengan kemampuannya mengemas
tanpa menggurui, saya harap di buku selanjutnya semangat kemahasiswaan itu bisa
tampak sehingga buku ini tidak hanya hiburan dan tulisan yang bikin mahasiswa
bilang eh-kok-sama-sih-kayak-gue. Siapa tahu bisa jadi kekuatan baru. Karena, well, sudah banyak sekali buku humor
personal apalagi yang menceritakan kampus.
Dan cinta. Oh, cinta. Saya menikmati cerita cinta pengarang dengan Kodok di sini, meskipun saya harap porsinya bisa lebih kurang. Ya, saya siap diprotes kalian semua, hai pembaca CAK. Tapi saya berharap sesuatu yang lebih di sini, seperti yang tadi sudah saya bilang di atas. Kisah cinta memang tak pernah gagal untuk menghibur, namun untuk selera saya dan ekspektasi saya dengan buku karangan aktivis, saya ingin melihat dia yang betul-betul berjuang untuk pendidikannya dan tidak kebanyakan galau.
Maaf kalau kata-kata saya tidak enak dibaca. Galau boleh, asal jangan kelamaan. Tunjukkan perjuangan penulis selain dalam mencari alamat cewek baru dikenal.
Kalau saya bandingkan—tanpa bermaksud buruk—dengan personal literature yang pernah saya baca which is few dan novel berlatar kehidupan kampus, CAK berada di tengah-tengah itu which is nice. Indonesia masih butuh banyak hiburan bagus, dan CAK sudah berhasil menjadi batu pijakan hiburan berkualitas. Selamat :)
Dan cinta. Oh, cinta. Saya menikmati cerita cinta pengarang dengan Kodok di sini, meskipun saya harap porsinya bisa lebih kurang. Ya, saya siap diprotes kalian semua, hai pembaca CAK. Tapi saya berharap sesuatu yang lebih di sini, seperti yang tadi sudah saya bilang di atas. Kisah cinta memang tak pernah gagal untuk menghibur, namun untuk selera saya dan ekspektasi saya dengan buku karangan aktivis, saya ingin melihat dia yang betul-betul berjuang untuk pendidikannya dan tidak kebanyakan galau.
Maaf kalau kata-kata saya tidak enak dibaca. Galau boleh, asal jangan kelamaan. Tunjukkan perjuangan penulis selain dalam mencari alamat cewek baru dikenal.
Kalau saya bandingkan—tanpa bermaksud buruk—dengan personal literature yang pernah saya baca which is few dan novel berlatar kehidupan kampus, CAK berada di tengah-tengah itu which is nice. Indonesia masih butuh banyak hiburan bagus, dan CAK sudah berhasil menjadi batu pijakan hiburan berkualitas. Selamat :)
Dan... kesimpulan saya setelah membaca CAK adalah: saya mau lulus cepat. Kenapa? Biar saya bisa nulis buku seperti pengarang ini juga! Soalnya saya pun salah jurusan :P
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari ulasan yang telah dilakukan, kesimpulan yang bisa ditarik adalah:
1. Pengaruh buku CAK dengan kehidupan mahasiswa tingkat akhir yaitu mampu merelasikan kehidupan kampus dengan baik dan memberi semangat lewat kata-kata motivasinya yang tidak menggurui.
2. Desain sampulnya juara. Pertahankan!
3. Konten dan judulnya berurutan serta sesuai, konsep matang, dan tidak ada pembohongan publik dalam blurb atau promosi.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, saran yang bisa dipertimbangkan untuk karya selanjutnya adalah:
1. Pertahankan dan tingkatkan kerunutan konten dan mood buku yang berada di antara non-fiksi (motivasi, kehidupan nyata) dan fiksi (terstruktur, enak dibaca, mengalir).
Berdasarkan kesimpulan di atas, saran yang bisa dipertimbangkan untuk karya selanjutnya adalah:
1. Pertahankan dan tingkatkan kerunutan konten dan mood buku yang berada di antara non-fiksi (motivasi, kehidupan nyata) dan fiksi (terstruktur, enak dibaca, mengalir).
2. Kisah cinta lebih baik disajikan dalam porsi yang tidak berlebihan.
3. Perbanyak sisi lain dari kampus seperti kegiatan aktivis dan PKM agar beda dari buku lain serta ikut membantu adik-adik tingkat untuk lebih terpacu semangatnya.
4. Sering adakan kuis lagi kalau buku kedua sudah terbit.
REFERENSI
Maulana, S. (2014). Catatan Akhir Kuliah. Yogyakarta:
Bentang Belia.
Sendiriaja, Y. (2014). Semua yang Pernah Saya Tahu dan Masih Tahu. Bandung:
MyBrain, Inc.
Referensi lainnya malas
ditulis... nanti ya, kalau sudah bimbingan.
No comments:
Post a Comment